
Selama sekitar empat tahun terakhir, saya rutin memesan masakan matang dari usaha rumahan tetangga yang berbeda RT. Sejak anak saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), saya mengenal Ceker Addict Samarinda. Kini, anak saya sudah kuliah dan keluarga masih setia berlangganan dari usaha Bu Risna.
Karena hanya tinggal berdua dengan suami, aktivitas memasak agak jarang dilakukan. Suami sering mendapat nasi kotakan dari kantor setelah rapat atau tugas luar kota, sehingga lebih praktis jika membeli daripada masak sendiri. Kesukaan saya pada ceker ayam membuat saya bertemu dengan nomor WhatsApp Bu Risna yang diperoleh dari tetangga. Saya jarang menemukan warung yang menyediakan olahan kaki ayam ini.
Saya pernah menulis artikel tentang kesukaan saya pada ceker dan membuat resep masakan keluarga. Saya menyukai rasa manis pedas dari kecap dan campuran saus lainnya. Sedangkan buatan Bu Risna memiliki signature yaitu Ceker Rica, yang pasti pedas dan gurih.
Hingga kini, beliau masih menjalankan usaha masakannya dan memiliki banyak pelanggan di lingkungan perumahan, kelurahan, serta melalui aplikasi pesan makanan. Saya tertarik membuka percakapan dengan beliau tentang awal mula usahanya ini.
Setiap hari, menu andalan dari Ceker Addict Samarinda adalah ceker, ayam, dan ikan nila yang dimasak bumbu rica dengan level pedas sedang dan ekstra. Selain itu, tersedia paket nasi lalapan dengan lauk goreng seperti ayam, ikan nila, lele, dan ikan patin. Nasi bisa dipilih antara nasi biasa atau nasi daun jeruk. Lalapan terdiri dari irisan timun, daun selada, tempe goreng, dan sambal.
Setiap hari juga tersedia menu random yang hanya tersaji di hari bersangkutan, seperti sayur tumisan, sayur berkuah, sambal baby cumi, bebek goreng, ayam songkem, dan lain-lain.
Bu Risna berbagi kisah awal mula ia menekuni usaha masakan matang dari rumah. Pada tahun 2018, saat jualan online di Facebook sedang marak, ia mulai menjual smartwatch. Melihat ada peluang, ibunya ingin ikut jualan sesuatu sambil mengisi waktu.
Pada akhirnya, Bu Risna memilih menu Ceker Rica. Kenapa? Karena dia sendiri doyan ceker pedas. Dulu, saat masih kuliah, ia beberapa kali membeli ceker mercon kuah. Melihat anaknya doyan makan ceker, Mamanya mencoba membuat masakan ini dan cocok di lidah Bu Risna hingga keluarga lain turut mencicipi dan ketularan doyan!
Akhirnya, ia coba unggah di Facebook untuk pra-pesan. Alhamdulillah, ada pembelinya. Saat itu hanya membuat sekitar 10 porsi. Setelah masakan matang, ia langsung antar sendiri.
Bu Risna ingat, dulu menggunakan kemasan kantong plastik. Ada dua orang pembeli pertama yang masih ingat alamatnya sampai sekarang, meskipun sayangnya sudah hilang kontak dan lupa nama.
Beberapa waktu berjalan, ada orang yang menyarankan untuk menjual masakannya melalui aplikasi ojek online seperti GrabFood dan GoFood. Ia coba daftar, tapi harus ada nama outlet. Akhirnya, ia memilih nama Ceker Addict Samarinda (CAS) agar orang-orang yang doyan ceker mudah menemukannya.
Dari sini, mulai banyak yang kenal, dapat pelanggan baru. Awalnya hanya jualan ceker rica, kemudian menambah menu lauk seperti ayam, nila, tongkol, pentol rica, ayam suwir rica kemangi, ayam geprek. Juga sempat mencoba cemilan seperti risol, lumpia, banana roll, mpek-mpek dos cuko, martabak mie, dan pentol telor.
Namun karena keterbatasan tenaga, jualan cemilan mulai ditinggalkan dan fokus ke masakan rumahan.
Sebulan terakhir, CAS menawarkan menu baru melalui WhatsApp, yaitu Ayam Songkem. Saya penasaran dengan menu ini dan melakukan pencarian.
Ayam Songkem adalah makanan khas Madura, Jawa Timur. Terbuat dari ayam yang dibungkus daun pisang dan dikukus dengan bumbu pedas seperti cabe rawit, bawang merah, dan bawang putih. Rasanya gurih dan pedas, serta aroma wangi dari daun pisang.
Saya lebih familiar dengan Ayam Garang Asam yang cara masaknya juga dikukus dan berselimut bumbu rempah dengan sematan asam dari blimbing wuluh. Ternyata, ada menu ayam kukus lain bernama Ayam Songkem ini.
Sekali mencoba menu ini dari Bu Risna, saya membelinya sekitar empat atau lima kali untuk menu sehat makan siang tanpa nasi. Salah satu kudapan khas daerah Madura ini secara tidak sengaja muncul di FYP Tiktok gawai beliau.
"Sekilas lihat kok kayaknya enak yah, bumbu dan masaknya pun sepertinya simple. Secara rasa ini type makanan yang cocok di lidah saya, meskipun belum pernah makan masakan ini sebelumnya. Dalam bayangan saya seperti makan ayam kukus sambal matah. Karena penasaran, akhirnya saya kulik resep asli dan ciri khas masakannya."
Dari hasil kulikannya, beliau membaca komentar orang-orang di video tersebut, lalu mendapatkan resep kurang lebih seperti berikut:
Resep Ayam Songkem
Langkah Pertama:
Siapkan ayam boiler/kampung (potong menjadi 4 bagian atau sesuai keinginan), lalu marinasi pakai jeruk nipis, lada bubuk, garam, penyedap, minyak wijen, saos tiram, maizena. Marinasi minimal 30 menit atau semaleman juga boleh.
Langkah Kedua:
Bumbu halus seperti cabe kriting, cabe rawit, terasi, serai, bawang merah, bawang putih bisa dicincang kasar kemudian bubuhkan garam dan penyedap.
Langkah Ketiga:
Satukan ayam marinasi dengan bumbu halus, kemudian koreksi rasa, usahakan lebih asin dari biasanya karena nanti saat proses pengukusan akan mengurangi rasa asin.
Setelah ayam siap, bisa langsung dibungkus pakai daun pisang. Di atas hamparan daun pisang diberi daun salam 1-2 lembar, kemudian di atasnya ayam dibalur bumbu cabe tadi. Setelah itu bisa dibungkus rapat dan dikukus selama 50 menit.
Lebih lanjut Bu Risna menjelaskan bahwa fun fact sebenarnya di Madura yang lebih terkenal adalah Bebek Songkem. Kemudian dibuatlah versi ayamnya. Resep aslinya pun bumbu halus tanpa menggunakan serai. Hanya saja untuk antisipasi rasa amis dan ekstra rasa rempah di ayamnya, beliau tambahkan serai.
Semoga resep ini bermanfaat bagi pembaca dalam memasak dan mencicipi masakan nusantara.
Salam bahagia dan sehat selalu!
Artikel ke-35 2025
Berkomentarlah dengan bijak, bagi yang memberikan link aktif akan langsung hapus. Terima Kasih