Pilar Saga, Wakil Walikota Tangsel yang Berjanji Atasi Kasus Perundungan Siswa SMP hingga Tewas

Erlita Irmania
0
Pilar Saga, Wakil Walikota Tangsel yang Berjanji Atasi Kasus Perundungan Siswa SMP hingga Tewas

Kasus Perundungan di SMPN 19 Tangsel yang Menewaskan Siswa Muhammad Hisyam

Kasus dugaan perundungan yang menimpa siswa SMPN 19 Tangerang Selatan, Muhammad Hisyam, telah menyebabkan meninggalnya korban. Kejadian ini memicu kepedulian dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, hadir dalam pemakaman Muhammad Hisyam di kawasan Serpong sebagai bentuk dukungan moral kepada keluarga. Ia menyampaikan belasungkawa dan berharap agar almarhum diberi tempat yang terang di alam akhirat.

“Saya hadir mewakili Pemerintah Kota Tangerang Selatan ke pemakaman Hisyam yang meninggal menyampaikan duka dan mendoakan kubur. Alhamdulillah prosesi berjalan lancar didampingi kepala dinas dan anggota dewan,” ujar Pilar saat ditemui di Serpong, Tangsel, Minggu (16/11/2025).

Pilar menegaskan bahwa Pemkot Tangsel siap membantu proses penyelidikan aparat kepolisian agar kasus ini dapat diungkap secara tuntas. Ia juga menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Tangerang Selatan telah berkomunikasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memastikan aspek perlindungan anak tetap menjadi prioritas.

Menurut Pilar, selama ini upaya pencegahan perundungan sudah dilakukan melalui koordinasi rutin dengan para kepala sekolah, komite, dan dewan pendidikan. Namun, insiden ini menjadi pengingat bahwa evaluasi harus terus diperkuat.

“Sejauh ini Dinas Pendidikan selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi agar tidak terjadi perlakuan bullying terhadap siswa. Dalam konteks permasalahan hari ini, kami mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga,” pungkasnya.

Sosok Wakil Walikota Tangerang Selatan

Melansir dari Wikipedia, Pilar Saga Ichsan lahir pada 14 Mei 1991. Ia adalah politikus, pengusaha, dan arsitek yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan sejak 26 April 2021 bersama Benyamin Davnie.

Pilar adalah anak pertama dari tiga bersaudara, yaitu Kamila Ratu Chaidir dan Adam Sulaiman Al-Hasani. Ia lahir di Bandung pada tanggal 14 Mei 1991 dari pasangan John Chaidir dan Ratu Tatu Chasanah.

Ibunya adalah seorang birokrat yang menjabat sebagai Bupati Serang yang ke-37. Selain itu, ia juga merupakan keponakan Gubernur Banten ke-2, Ratu Atut Chosiyah, keponakan dari Tubagus Chaeri Wardana, dan sepupu dari Wakil Gubernur Banten ke-4, Andika Hazrumy.

Adiknya, Adam Sulaiman Al-Hasani, meninggal dunia pada 14 Juli 2021 di Rumah Sakit Udayana, Bali akibat terkonfirmasi positif COVID-19. Pada Juni 2021, Pilar terkonfirmasi positif COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dinas Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Alam Sutera.

Berdasarkan catatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pilar tercatat memiliki kekayaan Rp28.06 miliar. Pilar memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Bandung Barat dan Serang dengan total mencapai Rp22,8 miliar.

Selain itu, Pilar juga memiliki harta bergerak, yaitu alat transportasi senilai Rp2,17 miliar yaitu satu unit mobil Pajero Sport, Toyota Alphard, Mercedes Benz dan satu buah unit motor Harley Davidson Solo. Sementara untuk uang kas, yang dimiliki adalah sebesar Rp1.231.910.062. Jumlah ini adalah yang terbesar di antara seluruh kandidat.

Pilar aktif di berbagai organisasi seperti Klub Sepak Bola Perserang, Karang Taruna Provinsi Banten, Angkatan Muda Partai Golkar Provinsi Banten, dan sebagainya. Selain itu, ia menjadi pimpinan dalam beberapa organisasi seperti Bendahara Umum DPP Mahasiswa Pancasila dan Ketua Harian DPP Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia.

Awal Mula Perundungan

Nasib pilu dialami siswa SMPN 19 Tangerang Selatan, Banten berinisial MH (13) yang menjadi korban perundungan di sekolah. Kepala MH dipukul menggunakan kursi besi oleh teman sebangkunya pada Senin (20/10/2025) lalu.

MH kemudian dirawat intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Kondisi kesehatan korban mulai menurun karena gangguan penglihatan dan kelumpuhan. Korban juga sempat kritis sebelum dinyatakan meninggal pada Minggu (16/11/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.

Berdasarkan kesaksian keluarga, MH menjadi korban perundungan sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). MPLS digelar pada awal tahun ajaran baru sekitar Juli 2025 dan korban meninggal pada November 2025, sehingga perundungan dialami selama empat bulan.

Pelaku perundungan merupakan orang yang sama yakni teman sebangku korban. Perwakilan dari keluarga korban, Alvian Adji Nugroho, menerangkan MH dirawat sejak Kamis (6/11/2025) akibat perundungan yang dialami.

Terkait kabar korban memiliki tumor, Alvian membantahnya. “Tidak ada riwayat sakit,” ungkapnya. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan dari dokter terkait penyebab korban meninggal. "Belum tau hasilnya, pasca pemukulan (belakang kepala)," katanya.

Kasus ini telah dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Jenazah akan dipulangkan ke rumah duka untuk dimakamkan.

Sempat Dimediasi

Keluarga korban dan keluarga pelaku sempat menggelar mediasi dengan hasil kesepakatan biaya perawatan ditanggung keluarga pelaku. Kasus perundungan kembali mencuat setelah keluarga pelaku lepas tanggung jawab.

Keluarga korban juga kecewa dengan pihak sekolah yang tidak menindaklanjuti kasus ini. SMPN 19 Tangerang Selatan yang menjadi lokasi perundungan merupakan sekolah negeri dengan akreditasi A yang beralamat di Jalan Kencana Loka Sektor 12-5, Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Kepala SMP Negeri 19 Tangsel, Frida Tesalonik, menjelaskan kesepakatan damai kedua pihak telah dimuat dalam surat pernyataan. "Kami dari pihak sekolah karena ada keluarga dari kedua belah pihak (datang ke sekolah), maka kami bantu menjembatani membuat kesepakatan dan terjadi lah kesepakatan kedua belah pihak," ungkapnya.

Menurutnya, pihak sekolah hanya bisa memediasi setelah keluarga pelaku bersedia menanggung biaya perawatan. "Maka karena sekolah sudah membantu memediasi, jadi kami anggap sudah selesai," imbuhnya.

Pengawasan siswa di sekolah akan diperketat agar kasus serupa tak terjadi. "Buat kita satu pembelajaran tentunya, semuanya menjadi kehati-hatian, sebetulnya wali kelas itu sudah polling (kepada siswa), ada gak kejadian aneh-aneh gitu. Dan ini kejadian baru sebelumnya belum pernah," tandasnya.


Post a Comment

0Comments

Berkomentarlah dengan bijak, bagi yang memberikan link aktif akan langsung hapus. Terima Kasih

Post a Comment (0)